GEOGRAFIS BANYUWANGI
Banyuwangi adalah kabupaten terluas di Jawa Timur. Luasnya 5.782,50 km². terletak diantara koordinat 7 43 – 8 46 Lintang Selatan dan 113 53 – 114 38 Bujur Timur dan dengan ketinggian antara 25 - 100 meter di atas permukaan laut. Memiliki panjang garis pantai sekitar 175,8 km yang membujur sepanjang batas selatan timur Kabupaten Banyuwangi, serta jumlah pulau ada 10 buah.
1. Batas-batas wilayah Kabupaten Banyuwangi :
Ø Utara Kabupaten berbatasan dengan kabupaten Situbondo dan Bondowoso (hutan baluran dan daratan tinggi Ijen “kawah Ijen”)
Ø Timur dengan Selat Bali
Ø Selatan dengan Samudera Indonesia
Ø Barat dengan Kabupaten Jember dan Bondowoso (Taman Nasional Meru Betiri)
2. Luas Kabupaten Banyuwangi 578.250 Ha atau 5.782,50 Km² yang terdiri dari :
a. Hutan 180.937,78 Ha
b. Hutan Lindung = 36.570,40 Ha
c. Hutan Produksi = 78.926,13 Ha
d. Hutan Konservasi
- Taman Nasional = 65.451,25 Ha
- Cagar alam = 1.514,25 Ha
- Taman Wisata = 102,00 Ha
- Taman Nasional = 65.451,25 Ha
- Cagar alam = 1.514,25 Ha
- Taman Wisata = 102,00 Ha
e. Hutan Kritis = 0,00 Ha
3. Persawahan / Sawah = 66.487,00 Ha
- Sawah Irigasi Teknis = 63.589,00 Ha
- Sawah Irigasi ½ Teknis = 2.068,00 Ha
- Sawah Irigasi Sederhana = 830,00 Ha
- Sawah Tadah Hujan = 0,00 Ha
- Sawah Irigasi Teknis = 63.589,00 Ha
- Sawah Irigasi ½ Teknis = 2.068,00 Ha
- Sawah Irigasi Sederhana = 830,00 Ha
- Sawah Tadah Hujan = 0,00 Ha
4. Lahan Kering 230.094,78 Ha
- Tegalan 16.215,33 Ha
- Kebun Campuran 2.161,10 Ha
- Perkebunan Rakyat 31.097,30 Ha
- Perkebunan Besar 51046,33 Ha
- Pemukiman 127.454,22 Ha
- Tambak 1.782,50 Ha
- Tanah Rusak / Tandus 338,00 Ha
- Tegalan 16.215,33 Ha
- Kebun Campuran 2.161,10 Ha
- Perkebunan Rakyat 31.097,30 Ha
- Perkebunan Besar 51046,33 Ha
- Pemukiman 127.454,22 Ha
- Tambak 1.782,50 Ha
- Tanah Rusak / Tandus 338,00 Ha
5. Lain-lain 100.730,44 Ha
Kondisi Fisik dan Potensi
Kondisi Fisik dan Potensi
6. Keadaan Geologi :
Jenis Tanah di Kabupaten Banyuwangi berdasarkan struktur geologi terdapat berbagai susunan / struktur geologi sebagai berikut :
No. Struktur Geologi Luas Ha %
1. Alivium 134.525,00 23,27
2. Hasil G. Api Kwarter Muda 170.310,50 29,43
3. Hasil G. Api Kwarter Tua 59.283,00 10,26
4. Andesit 47.417,75 8,20
5. Miosen Falses Semen 89.177,25 15,43
6. Miosen Falses Batu Gamping 77.536,50 13,41
Jenis Tanah di Kabupaten Banyuwangi berdasarkan struktur geologi terdapat berbagai susunan / struktur geologi sebagai berikut :
No. Struktur Geologi Luas Ha %
1. Alivium 134.525,00 23,27
2. Hasil G. Api Kwarter Muda 170.310,50 29,43
3. Hasil G. Api Kwarter Tua 59.283,00 10,26
4. Andesit 47.417,75 8,20
5. Miosen Falses Semen 89.177,25 15,43
6. Miosen Falses Batu Gamping 77.536,50 13,41
7. Keadaan jenis Tanah di Kabupaten Banyuwangi terdiri dari :
No. Jenis Tanah Luas Ha %
1. Regosol 138.490,87 23,96
2. Lithosol 39.031,88 6.75
3. Lathosol 14.109,30 2,44
4. Podsolik 348.684,75 60,30
5. Gambut 37.433,70 6,55
No. Jenis Tanah Luas Ha %
1. Regosol 138.490,87 23,96
2. Lithosol 39.031,88 6.75
3. Lathosol 14.109,30 2,44
4. Podsolik 348.684,75 60,30
5. Gambut 37.433,70 6,55
8. Keadaan Topografi :
Kabupaten Daerah Banyuwangi terletak di ketinggian 0 – 1000 meter di atas permukaan laut.
Kabupaten Daerah Banyuwangi terletak di ketinggian 0 – 1000 meter di atas permukaan laut.
9. Keadaan Hidrologi :
Kabupaten Banyuwangi mempunyai lereng dengan kemiringan lebih dari 40% meliputi lebih kurang 29,25% dari luas daerah yang mempunyai tinggi tempat lebih dari 500 meter di atas permukaan laut.
Beberapa sungai besar maupun kecil yang melintas Kabupaten Banyuwangi mulai bagian Utara ke Selatan sehingga merupakan daerah yang cocok untuk pertanian lahan basah.
Kabupaten Banyuwangi mempunyai lereng dengan kemiringan lebih dari 40% meliputi lebih kurang 29,25% dari luas daerah yang mempunyai tinggi tempat lebih dari 500 meter di atas permukaan laut.
Beberapa sungai besar maupun kecil yang melintas Kabupaten Banyuwangi mulai bagian Utara ke Selatan sehingga merupakan daerah yang cocok untuk pertanian lahan basah.
10. Keadaan Krimatologi :
Kabupaten Banyuwangi terletak di selatan equator yang dikelilingi oleh Laut Jawa, Selat Bali dan Samudra Indonesia dengan iklim tropis yang terbagi menjadi 2 musim yaitu :
• Musim penghujan antara bulan Oktober – April
• Musim kemarau antara bulan April – Oktober
• Diantara kedua musim ini terdapat musim peralihan Pancaroba yaitu sekitar bulan April/Mei dan Oktober/Nopember
• Rata-rata curah hujan sebesar 7,644 mm perbulan dengan bulan kering yaitu bulan April, September, dan Oktober
Kabupaten Banyuwangi terletak di selatan equator yang dikelilingi oleh Laut Jawa, Selat Bali dan Samudra Indonesia dengan iklim tropis yang terbagi menjadi 2 musim yaitu :
• Musim penghujan antara bulan Oktober – April
• Musim kemarau antara bulan April – Oktober
• Diantara kedua musim ini terdapat musim peralihan Pancaroba yaitu sekitar bulan April/Mei dan Oktober/Nopember
• Rata-rata curah hujan sebesar 7,644 mm perbulan dengan bulan kering yaitu bulan April, September, dan Oktober
11. Keadaan Demografi :
Struktur wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi :
Kecamatan = 24
Kelurahan = 28
Desa = 189
Rukun Warga (RW) = 2.827
Rukun Tetangga (RT) = 10.532
Struktur wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi :
Kecamatan = 24
Kelurahan = 28
Desa = 189
Rukun Warga (RW) = 2.827
Rukun Tetangga (RT) = 10.532
12. Struktur Kependudukan :
Komposisi jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir sebanyak :
NO URAIAN SATUAN 2004 2005 2006 2007
1. Jumlah Penduduk Jiwa 1.557.436 1.575.089 1.576.328 1.580.441
- Laki-laki Jiwa 780.459 789.305 770.954 772.966
- Perempuan Jiwa 776.977 785.784 805.374 807.475
2. Kepadatan Penduduk Jiwa/Km ² 269 272 272 273
Komposisi jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir sebanyak :
NO URAIAN SATUAN 2004 2005 2006 2007
1. Jumlah Penduduk Jiwa 1.557.436 1.575.089 1.576.328 1.580.441
- Laki-laki Jiwa 780.459 789.305 770.954 772.966
- Perempuan Jiwa 776.977 785.784 805.374 807.475
2. Kepadatan Penduduk Jiwa/Km ² 269 272 272 273
13. Secara umum mata pencaharian penduduk Kabupaten Banyuwangi meliputi beberapa sektor, yaitu :
a. Pertanian 45,42 %
b. Industri 5,53 %
c. Perdagangan 25,34 %
d. Keuangan 6,44 %
e. Jasa 7,17 %
f. Pertambangan dan Penggalian 0,08 %
g. Listrik, Gas, dan Air Minum 1,08 %
h. Secara Angkutan dan Komunikasi 7,09 %
i. Konstruksi 0,74 %
j. Lain - lain 6,74 %
a. Pertanian 45,42 %
b. Industri 5,53 %
c. Perdagangan 25,34 %
d. Keuangan 6,44 %
e. Jasa 7,17 %
f. Pertambangan dan Penggalian 0,08 %
g. Listrik, Gas, dan Air Minum 1,08 %
h. Secara Angkutan dan Komunikasi 7,09 %
i. Konstruksi 0,74 %
j. Lain - lain 6,74 %
14. Analisis SWOT: Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Oportunity (peluang), dan Threat (ancaman)
A. Potensi Kabupaten Banyuwangi (kekuatan)
1. PERTANIAN
Kabupaten Daerah Banyuwangi terletak di ketinggian 0 – 1000 meter di atas permukaan laut memungkinkan untuk daerah pertanian, mulai daerah ketinggian dari dataran tinggi di pegunungan hingga dataran rendah dan pantai memungkinkan sektor ini di tanami tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura serta di budidayakannya perikanan dan peternakan.
Areal persawan di kabupaten ini mencapai 66.487 hektar yang sebagian besar terhampar daratan bagian tengah tengah kabupaten. Terutama di Kecamatan Genteng, Glemore, Srono, Cluring, Rogojampi, Gambiran, Kabat, Sempu, dan Songgon.
Sektor pertnian memberi konstribusi terbesar bagi perekonomian banyuwangi sekitar 46,70% pada tahun 2009. Dan dijadikan ektor unggulan dalam kegiatan pembangunan banyuwangi. Dan di dukung lahan yang tersedia luas dengan daya dukung ketersediaan air yang cukup memadai, mulai daratan tinggi dan pegunungan, mulai daratan tinggi hingga rendah sampai daerah pesisir dengan tingkat kesesuaian penggunaan yang sudah relative baik khususnya pada lahan tanaman keras, sawah dan pemukiman.
2. PERIKANAN
Kabupaten Banyuwangi memiliki panjang garis pantai sekitar 175,8 km serta jumlah pulau-pulau kecil sebanyak 16 buah (tujuh diantaranya belum bernama), dengan luas perairan sebesar 175,8 km X 4 mil laut (175,8 km X 6,4 km = 485,12 km2). Kawasan pesisir dan laut Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah yang sang at strategis karena letaknya yang merupakan sisi penghubung antara wilayah di pulau Jawa dan pulau Bali. Potensi perikanan yang ada di Kabupaten Banyuwangi sangat banyak dan beragam, tidak berasal dari ikan saja tetapi dari non ikan seperti cumi-cumi, rajungan, kerang-kerangan dan lain-lain. Keanekaragamn potensi perikanan ini sangat menguntungkan bagi daerah. Apalagi jika dilihat beberapa hasil produksi perikanan di kabupaten Banyuwangi adalah jenis ikan yang punya nilai ekonomis tinggi sebagai komoditas eksport, seperti ikan kerapu, kakap dan udang. Oleh karena itu upaya pengembangan perlu dilakukan untuk meningkatkan tidak sekedar jumlah produksinya saja tetapi juga kualitasnya, sehingga memenuhi standar untuk dieksport. Disamping itu karena jenis-jenis ikan kerapu atau kakap merupakan ikan karang, maka upaya penangkapannya hendaklah juga memperhatikan kelestarian lingkungan terumbu karang sebagai habitat ikan-ikan karang tersebut.
3. PARIWISATA
Banyuwangi secara geografis terletak pada koordinat 45’15″- 80 43’10″ Bujur Timur, memiliki keragaman pemandangan alam,kekayaan seni dan budaya adat tradisi. Pesona alam yang indah tersebar dari dari Wilayah Barat Utara sampai Selatan, dari wilayah Barat hingga Timur , tidak dapat dipisahkan keberadaan obyek wisata alam Kawah Ijen .Potensi Kawah Ijen yang berada diwilayah Utara Banyuwangi, tidak hanya dikenal keindahan Kawah danaunya, namun juga diwarnai aktifitas penambang tradisional belerang , Kegiatan penambang pasir yang berjumlah sekitar 500 orang itu, menaiki dan menuruni Kawah serta bukit Gnung Merapi , disamping dihiasi suasana pepohonan hijau dari perkebunan yang melingkari lereng Gunung Ijen . Banyuwangi juga memiliki objek wisata laut “Pantai Pelengkung (Gee land)” yang memiliki ombak terbesar nomor dua dinunia yang menjadi daya tarik pariwista banyuwangi.
4. PETERNAKAN
potensi peternakan Banyuwangi ini masih diperkaya produksi kulit, dimana sapi dan kerbau Banyuwangi telah memberikan sumbangsih kulit seberat 18,34 ton pertahunnya. Sedangkan kulit yang dihasilkan kambing dan domba Banyuwangi dalam satu tahunnya bisa mencapai 32,94 ton. Tak cuma berhenti pada produksi kulit, rentetan fenomena potensi Banyuwangi masih bisa lihat dari jumlah telur yang telah dihasilkan oleh ayam buras Banyuwangi dalam satu tahunnya, yakni seberat kurang lebih 1.297 ton. Dibarengi pula dengan produksi telur ayam ras sebanyak 6.225,7 ton pertahun, jadi bila keduanya dijumlah maka jumlah produksi telur ayam Banyuwangi kurang lebih mencapai 7.522,7 ton. Belum lagi retribusi dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang tiap tahunnya menyumbang Rp. 199,5 juta.
B. Kelemahan
1. Nilai tambah produk-produk pertanian redah, karena pemanfaatan pasca panen atau pasca produksi tidak di maksimalkan dengan baik. misalnya, beras belum dimanfaatkan menjadi bahan-bahan olahan. Ketika harga jagung murah banyak jagung yang tidak di panen sehingga membusuk sia-sia.
2. Pada sector perikanan dimana ikan tangkapan para nelayan itu masih belum dimanfaatkan secara maksimal dan sistematis,yang memungkinkan adanya nilai lebih dari produk-produk itu. Seperti pada musim ikan, banyak ikan yang harganya turun sehigga banyak ikan yang terbuang sia-sia, padahal dalam sudut pandang ekonomi ikan tersebut masih mempunyai nilai seperti di asinkan atau di asap.
3. Kualitas SDM yang masih rendah jika dilihat dari IPM, karena masih ada masyarakat banyuwangi yang menganggap pendidikan adalah hal yang tidak perlu, bereka beranggapan bahwa pendidikan hanya menghabiskan uang saja, sehingga mereka hanya tamatan SMP/SMA tanpa mempunyai ketrampilan dan keahlian khusus yang mereka miliki. Hal ini terlihat dari indeks IPM kabupaten banyuwangi yang masih berada dibawah rata-rata propinsi jawa timur.
4. Pembangunan yang belum merata. Dimana kecamatan-kecamatan yang memiliki dinamika perkembangan lebih baik dan mengarah ke pusat pemerintahan seperti kota banyuwangi dan perkembangan buruk seperti kecamatan pinggiran atau kecamatan yang jauh dari kota seperti kecamatan kalibaru.
5. Angka kemiskinan di Kabupaten Banyuwangi memang mengalami penurunan. Tetapi, jumlah penduduk yang terkatagori sangat miskindan miskin masih cukup besar. Pada 2008, penduduk miskin di Kabupaten Banyuwangi mencapai 157.347 KK. Rinriannya adalah, hampir miskin mencapai 64.649 KK, miskin 65.451 KK dan sangat
6. Masih lemahnya infrastruktur khususnya fisik, masih tergolong jelek dan belum memadai. Jalan-jalan yang menghubungkan desa yang satu dengan desa yang lain dan dari desa ke kota belum tergolong baik. Dan kurangnya fasilitas (jalan yang menghubungkan kota dan tepat wisata) yang menunjang untuk daerah wisata seperti pantai pelengkung dan kawah ijen tegolong masih minim dan kurang perhatian.
C. Peluang
1. Sektor pertanian dalam hal ini peternakan masuk didalamnya, merupakan sektor ekonomi yang paling dominant menopang struktur ekonomi di Kabupaten Banyuwangi. Kabupaten Banyuwangi dengan luas wilayah 5.782,50 Km² dihuni oleh kurang lebih 1.576.328 jiwa penduduk, 47% atau kurang lebih 350.879 penduduk bergerak di bidang pertanian. sehingga peluang pertanian untuk berkembang jauh lebih besar karena separuh mata pencarian masyarakat adalah petani banyuwangi
2. Potensi perikanan laut Banyuwangi juga tak jenuh, dalam artian masih memiliki peluang yang teramat besar untuk dioptimalkan. Peluang ini terlihat dari peningkatan hasil tangkapan dari beberapa tahun belakangan. Pada tahun 2004 laut Banyuwangi telah berkontribusi sebesar 27.489.772 kg atau sama dengan Rp. 59,3 miliar, lalu 2 tahun kemudian pada 2006 melambung jadi 62.294.281 kg atau setara dengan 93,2 miliar. Perikanan air tawar juga tak mau kalah. Pada tahun 2005 produksi ikan tawar Banyuwangi sebanyak 200.720 ton atau setara dengan Rp. 1,53 miliar. Sungbasi tersebut didapat dari ikan lele dan TPI dikecamatan muncar yang dimana setiap tahunya nilai produksinya cukup besar.
3. Potensi pariwisata juga berpeluang dimana kabupaten memilik garis pantai terpanjang se-Jawa ini juga dikepung oleh tempat-tempat tujuan wisata laut/pantai beberapa di antaranya seperti Watu Dodol, Blimbingsari, Kampe, Pulau Tabuhan, Kayu Aking, Rondo Kuning, Plengkung, Trianggulasi, Segara Anakan, Grajagan, Lampon, Pulau Merah, Rajegwesi, Teluk Hijau, Teluk Damai, Sukamade, dan Teluk Permisan. Bukan hanya wisata laut tapi banyuwangi juga memiliki taman nasional Alas Purwo dan hutan baluran yang letaknya di sebelah selatan dan utara kabupaten banyuwangi.
4. BahanTambang
Laut wilayah Kabupaten Banyuwangi terdapat potensi bahan galian tambang yang cukup besar, saat ini telah dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dan masyarakat. Potensi sumberdaya kelautan yang telah dimanfaatkan masyarakat adalah pasir kuarsa, andesit, kaolin, batugamping, tras, lempung, dan pasir besi di sepanjang pantai Kecamatan Kalipuro, Kecamatan Purwoharjo, dan Kecamatan Bangorejo. Oleh karena besarnya bahan tambang yang dikandung di wilayah perairan pantai Banyuwangi seperti diuraikan diatas maka pemerintah dalam hal ini Kabupaten Banyuwangi perlu mengkaji mengenai eksplorasi bahan tambang tersebut.
Laut wilayah Kabupaten Banyuwangi terdapat potensi bahan galian tambang yang cukup besar, saat ini telah dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dan masyarakat. Potensi sumberdaya kelautan yang telah dimanfaatkan masyarakat adalah pasir kuarsa, andesit, kaolin, batugamping, tras, lempung, dan pasir besi di sepanjang pantai Kecamatan Kalipuro, Kecamatan Purwoharjo, dan Kecamatan Bangorejo. Oleh karena besarnya bahan tambang yang dikandung di wilayah perairan pantai Banyuwangi seperti diuraikan diatas maka pemerintah dalam hal ini Kabupaten Banyuwangi perlu mengkaji mengenai eksplorasi bahan tambang tersebut.
D. Ancaman
1. Tingkat kerusakan lingkungan di Kabupaten Banyuwangi termasuk cukup tinggi. Kerusakan itu, misalnya, terlihat dari semakin tidak suburnya lahan-lahan yang ditanami para petani. Konsekuensinya, produktivitas lahan di Kabupaten Banyuwangi mengalami penurunan setiap tahun. Ketika hal ini dibiarkan, bisa berpengaruh terharap kesejahteraan para petani.
2. Mudahnya terjadi bencana karena hampir semua wilayah timur banyuwangi adalah wilayah pantai yang bisa saja menyebabkan terjadinya bahaya tsunami. Kabupaten ini juga terletak di ketinggian 0-1000 meter yang berupa daerah perbukitan yang rawan sekali longsor dan banjir bandang.
3. Jika pergantian musim atau musim pancaroba mudah sekali terjadi gagal panen dan serangan hama yang sulit dikendalikan petani. Hama wereng, misalnya, telah menghancurkan harapan para petani untuk menikmati hasil dari lahan-lahan yang mereka garap. Setiap saat, terdapat potensi ancaman hama yang menyerang tanaman para petani.
4. Karena banyuwangi merupakan perbatasan pulau bali dan jawa memungkinkan perkembangan penyakit HIV AIDS dan peredaran narkoba dikabupaten banyuwangi dapat berkembang pesat.
Potensi pertanian, perkebunan, kelautan, wisata, dan peternakan tidak hanya menjadi kekayaan Banyuwangi yang berkelanjutan tetapi secara faktual telah memberi sumbangsih ke dalam PDRB dan PAD, serta menjadi energi utama bagi berjalannya kekuasaan lokal, baik legislatif maupun eksekutif. Selain itu, potensi pertanian, perkebunan, kelautan, wisata, dan peternakan tersebut seharusnya dijadikan acuan utama dalam perencanaan pembangunan Banyuwangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar